Salam
Setulus Hati Pramuka
Salam Pramuka !
Surat
cinta ini terilhami berkat kerja sama DKC
Bireuen dan sahabat Pramuka tercinta.
Menciptakan
suatu keharmonisan bagai satu sakinah disuatu lingkungan bukanlah hal mudah,
jika tidak di iringi rasa cinta sesama dan semangat kebersamaan, sebab
sesungguhnya manusia membutuhkan teman untuk berlindung, memerlukan kasih dan
cinta. Tapi sekarang ini semua sudah meluncur jauh dari porosnya, hasrat
kebajikan sudah menjelma menjadi mimpi-mimpi palsu dan warna kesia-siaan.
Memang
kita telah menjadi renta dan terlupa kecuali bila ada cinta yang bijak dan
selalu memperbaiki dirinya, seperti masa sìlam yang gigih menganti rupa,
hari ke hari menjadi cermin dìri semestinya kita membaik, karena cinta ìtu
selalu bisa mencoba memperbaharui dirinya, seperti sakura yang melantik dahan
dan daun di kelakar musim semi menyapa. Namun di jagat ini, kini tiada yang
lebih indah dari tilawah kesabaran dan sendang makmur kedamaian, walau kadang
kita rimpung dan terpedaya pula.
Petuah
ini mungkin tak restu dapat menjelaskan dan memuaskan apa lagì membebaskan,
tapi paling tidak semoga menggugah nurani untuk berbenah.
Konon, negeri india terpecah oleh agama,masyarakat terakoyak kemunafikan dan
pertarungan antar etnis,hingga seorang aktivis patriot, mohandes ghandi, tersungkur dìdalamnya ,namun setelah bertahun-tahun memperjuangkan kedamaian
hingga bisa menemukan jawaban, lalu ia meratap bahwa semua agama besar didunia
ini memiliki kebenaran fundamental, dengan simpul tiap agama mengajarkan
kebenaran/kebajikan dan hanya pelakunya yang acapkali erorr.
Kita
tak habis pikir, derap riwayat semua agama menyeru kepada kebaikan dan langgam
kesabaran, menghilangkan benci dan dendam tapi fakta ber abad-abad terditeksi
lain maka kitta paham bahwa orang-orang risau dan memìlih jalan tengah dan
dinamis, seharusnya kita harus menghormati sesama,mengajarkan cinta dan loyal
kepada kebajikan,mendiskriminasi permusuhan, menjunjung rasa kemanusìan dan
mengindahkan akhlak,lebih lebih kita yang secara horizon keyakinan adalah sama.
Agama
bukan suatu yang terpisah dari kehidupan malah kehidupan sendiri harus di
pandang religi, penyelewengan kehidupan yang tercerai antar sesama, bermula dari
perceraian dengan agama, dan hidup yang tercerai dari sesama bukanlah
manusia, bahkan satwa pun sesekali mengadopsi kesetiaan., gama dan akalah yang
membedakan kita dengan satwa,tapì kenapa kita lebih cendrung menghewani
ketimbang memamanusia.
Manusia
terlahir baik namun pada hal terakhir kita masih berkesempatan memilih bentuk
dan jenis kita, kecuali ia bukan lagi manusia.
Hipokrisi
membuat manusia buta, agama menjadi pandangan rapuh dan cinta menjelma menjadi
kebencian tidak bertanduk.
Sayang
...
Kita
telanjur munafik sehingga hanya bisa membangun asa dan mimpi semu dan muda yang
menanti tua tanpa tindak, Menguatkan
pantulan gelombang kegelisahan, merupakan faktor yang mengeluarkan manusia
dari cahaya sesungguhnya kepada kegelapan lentera cìnta kasih gundul kemuliaan
dan melahirkan derita kebingungan dogol,penyerangkecerdasan di berbagai
sisi,merobohkan kekuatan yang sesungguhnya punya dedikasi tinggi.
Doa
saya, semoga hal itu tidak mendobrak gandi kita.
Maka dari itu wahai muda, Demi
mengìsi mimpi-mimpi yg pernah hampa, walau kebersamaan tinggal beberapa
hormon lagi, bukan tidak mungkin jika kita mau bercermin, mengusung solìdaritas
semut dan cinta kasih sesama merupakan pangkal giri kejayaan himpunan sejati .
Tuntunan
yang mengajarkan pengabdian dan cinta penghancur naluri ilu pilu.
Sebagai
catatan terakhir sebelum melangkah pergi, saya lantunkan sebuah renungan antara
asa dan mimpi, adakah rindu dendam atau senyum atau tangisan ilu tindu kebaikan ?
Lepas
dari itu wahai muda ceria para pencinta mazmur persatuan dan keadilan, Mari
kita tanamkan rasa cinta, menguburkan rasa ego dan hipokrisi
yaitu tuntunan hidup yang mengajarkan doktrin-doktrin setan
postgraduate dan menistakan kemanusiaan yang di sabdakan.
Dan
akhirnya, dari segenap gemuruh semoga menggenang rahmat dan hidayah allah, tuhan
pengatur jalan nya zaman sejagat, Kepada kita, pembaca, dan yang merindukan
gemulung kemanusiaan yang gemulai menggempur kemunafikan.
Wassalam
And
Peace
14 Agustus 2010
( Pangeran Roman )
0 Response to "Surat Cinta Untuk Dunia "
Post a Comment